Minggu, 03 November 2013

SEBARAN NORMAL

SEBARAN NORMAL Kurva Normal Sebaran peluang kontinu yang paling penting dalam bidang statistika adalah sebaran normal. Grafiknya yang disebut kurva normal, adalah kurva yang berbentuk genta yang dapat digunakan dalam banyak gugusan data yang terjadi di alam, industry, dan penelitian. Suatu peubah acak kontinu X yang memiliki sebaran berbentuk genta pada gambar 7.1 disebut peubah acak normal. Persamaan matematik bagi sebaran peluang peubah acak normal ini bergantung pada dua parameter µ dan σ, yaitu nilai tengah dan simpangan bakunya. Oleh karena itu dilambangkan nilai-nilai fungsi kepekatan bagi X ini dengan n(x; µ, σ). Definisi Kurva Normal Bila X adalah suatu peubah acak normal dengan nilai tengah µ dan ragam σ2, maka persamaan kurva normalnya adalah : n(x; µ, σ)=1/√(2∏σ) e-1/2(□((x-µ)/σ)), untuk - ∞ < x< ∞ Sedangkan dalam hal ini π = 3,14159… dan e = 2,71828… Dalam gambar 7.2, diberikan sketsa dan kurva normal yang mempunyai simpangan baku yang sama tetapi nilai tengah yang berbeda. Kedua kurva itu sama tetapi berpusat pada posisi yang berbeda sepanjang sumbu mendatar. Dalam gambar 7.3, diberikan sketsa dua kurva normal dengan nilai tengah yang sama tetapi simpangan bakunya berbeda. Kedua kurva itu berpusat pada posisi yang sama pada sumbu mendatar, tetapi kurva dengan simpangan baku yang lebih besar berada lebih rendah dan lebih menyebar ke samping. Gambar 7.4 menunjukkan sketsa dua kurva normal yang mempunyai nilai tengah dan simpangan baku yang berbeda. Jelas bahwa keduanya berpusat pada posisi yang berbeda pada sumbu mendatar dan bangun kedua kurva itu mencerminkan kedua nilai σ yang berbeda. Luas Daerah di Bawah Kurva Normal Kurva sembarang sebaran peluang kontinu atau fungsi kepekatan dibuat sedemikian rupa sehingga luas daerah di bawah kurva itu yang dibatasi oleh x = x1 dan x = x2 sama dengan peluang bahwa peubah acak X mengambil nilai antara x = x1 dan x = x2. Jadi, bagi kurva normal dalam gambar 7.5 P(x1

mekanisme pergerakan flagella dan ubur-ubur

A. MEKANISME PERGERAKAN FLAGELA Flagela merupakan filamen protein uliran (helical) dengan panjang dan diameter yang sama, dimiliki oleh beberapa bakteri patogen untuk bergerak bebas dan cepat (pergerakan berenang). Flagela disusun oleh tiga bagian: filamen, hook (sudut), dan basal body (bagian dasar). Bagian dasar menancap pada membran plasma, disusun oleh suatu tangkai serta satu atau dua rangkaian cincin yang mengelilinginya dan berhubungan dengan membran plasma, peptidoglikan, dan pada bakteri Gram-negatif berhubungan dengan membran luar pembungkus sel. Berdsarkan jumlah dan lokasi pelekatan flagela, tipe flagela pada sel bakteri menampakkan bentuk yang khas.Beberapa jenis bakteri seperti pada Pseudomonas memiliki satu flagela pada bagian salah satu ujung sel yang disebut monotrik. Tipe flagela yang tersusun atas banyak flagela yang letaknya pada satu ujung sel dikenal sebagai tipe lofotrik, sedangkan apabila letak flagella pada kedua ujung sel dinamakan tipe amfitrik. Kelompok enterobakteri motil seperti Salmonella atau Bacillus memiliki flagela yang tersebar pada seluruh permukaan sel, yang disebut peritrik. Jumlah flagela setiap jenis bakteri berbeda mulai dari sejumlah kecil pada Escherichia coli sampai beberapa ratus per sel, seperti pada Proteus. Gambar. Beberapa tipe flagella pada sel bakteri Fungsi utama flagela pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakan. Flagela bukan merupakan alat untuk pertahanan hidup. Flagela dapat dipisahkan dengan guncangan atau dengan putaran dalam alat pengocok seperti sentrifuga. Sel tetap hidup dan memperoleh motilitas dengan pertumbuhan kembali flagela. Sel bakteri berflagela dapat menghampiri sumber nutrisi dan menghindari racun dengan menghampiri suatu kemoatraktan atau meninggalkan senyawa yang tidak diinginkan. Pergerakan sel oleh flagela mendorong sel dengan putaran melingkar searah sumbu panjangnya, seperti baling-baling. Putaran flagela dikuatkan oleh arus listrik. Fungsi flagela dibangun oleh respon kemotaktik, menunjukkan suatu sistem regulasi sensori umpan balik. Flagela ganda memutar berlawanan dengan arah jarum jam untuk membentuk suatu berkas yang terkoordinir dan efek pergerakan sel umumnya ke arah nutrisi (kemotaksis positif). Pengaruh adanya senyawa yang tidak diinginkan,menyebabkan koordinasi menjadi hilang, berkas flagela mengalami kekacauan, dan sel berputar dan cenderung menjauhi senyawa tersebut. Koordinasi fungsi flagela melibatkan kemoreseptor, yang disebut “protein pengikat periplasmik”, yang berinteraksi dalam transpor membran. Koordinasi pergerakan flagela juga melibatkan proses metilasi suatu protein membran plasma spesifik. Adanya kemoatraktan, proses metilasi protein tersebut meningkat, sebaliknya dengan adanya racun/senyawa yang tidak diinginkan, proses metilasi menurun. Pada beberapa kelompok bakteri spiroket seperti Treponema, Leptospira, dan Borrelia, bergerak dengan suatu gelombang uliran berjalan, suatu tipe gerakan sel untuk menembus medium kental. Bakteri tersebut memiliki filamen axial yang serupa flagela yang melilit mengelilingi sel. Filamen tersebut terdapat dalam daerah periplasma di antara membran luar dan membran dalam sel. Treponema microdentium membentuk dua filamen dalam setaip selnya, T. reiteri membentuk enam sampai delapan, dan beberapa spesies membentuk lebih banyak filamen. Gambar. Struktur flagela bakteri • Skema Pengaturan Flagel Ada berbagai jenis bakteri memiliki pengaturan yang berbeda dari flagela. bakteri Monotrichous memiliki flagel tunggal (misalnya, Vibrio cholerae). bakteri Lophotrichous memiliki beberapa flagela yang terletak di tempat yang sama pada permukaan bakteri yang bertindak bersama untuk mengusir bakteri dalam satu arah. Dalam banyak kasus, dasar dari beberapa flagella dikelilingi oleh wilayah tertentu dari membran sel;. Polar membran disebut [rujukan?] Amphitrichous Bakteri memiliki flagel tunggal pada masing-masing dua ujung yang berbeda (hanya satu flagel beroperasi pada satu waktu, yang memungkinkan bakteri untuk membalikkan kursus cepat dengan switching yang flagela aktif). bakteri Peritrichous memiliki flagela memproyeksikan ke segala arah (misalnya Escherichia coli). Pada beberapa bakteri, seperti bentuk-bentuk lain dari flagella Selenomonas lebih besar, perorangan maupun yang terorganisir di luar tubuh sel, memutar spiral tentang satu sama lain untuk membentuk struktur tebal disebut "volume". bakteri lain, seperti spirochetes, memiliki tipe khusus filament. Berlawanan dengan rotasi flagella polar monotrichous mendorong maju dengan flagella sel yang mengikuti di belakang, seperti sebuah pembuka botol yang bergerak di gabus. Memang, air dalam skala mikroskopis sangat kental, sangat berbeda dari pengalaman kita sehari-hari air. Ini adalah flagela heliks kidal, dan bundel dan bermain bersama hanya jika berputar berlawanan. Ketika beberapa dari rotor ke arah yang berlawanan, yang santai dan flagella sel mulai "jatuh". Ini juga telah menyarankan bahwa bahkan jika flagel semua akan berputar searah jarum jam, mereka tidak akan membentuk bundel, karena alasan geometri serta hydrodynamical. Seperti "jatuh" dapat terjadi kadang-kadang, yang mengarah ke sel yang tampaknya berteriak di tempat, sehingga reorientasi sel. rotasi Searah jarum jam dari flagela ditindas oleh senyawa kimia yang bermanfaat bagi sel (makanan misalnya), tetapi sepeda ini sangat adaptif. Oleh karena itu, ketika bergerak ke arah yang menguntungkan, meningkatkan konsentrasi atraktan kimia dan "jatuh" terus ditekan, bagaimanapun, bila arah gerakan sel kurang baik (misalnya, jauh dari bahan kimia atraktan), jatuh tidak lagi ditekan dan terjadi jauh lebih sering, dengan kesempatan sel sehingga akan reorientasi ke arah yang benar. B. MEKANISME PERGERAKAN UBUR-UBUR Gambar 6. Aurelia sp. (Wikimedia Commons) Ubur-ubur merupakan salah satu hewan avertebrata air, yaitu hewan yang tidak bertulang belakang yang mayoritas memiliki tubuh berwarna putih transparan seperti agar-agar atau disebut juga jellyfish. Bentuk tubuhnya seperti payung, di bagian tepinya terdapat bulatan-bulatan seperti lonceng yang dapat menghasilkan pendaran cahaya yang indah, selain pada lonceng pendaran cahaya juga terdapat di garis membujur permukaan tubuh. Di bagian tengah tubuh ubur-ubur terdapat tentakel berupa umbayan tipis yeng berfungsi untuk menangkap mangsa. ubur – ubur termasuk hewan laut yang tidak memiliki sirip maupun alat gerak lainnya. Lalu bagai mana ubur – ubur dapat bergerak? Ubur - ubur bergerak dengan cara menyemprotkan air keluar tubuhnya melalui bagian bawah, air tersebut memberikan dorongan sehingga ubur - ubur dapat bergerak. Teori gerak ini yang sekarang digunakan dalam pergerakan pesawat, ini membuktikan bahwa ubur – ubur lebih pintar dan lebih canggih dari manusia karena lebih dulu menemuka teori pendorong untuk bergerak. Ubur-ubur dewasa bergerak terbatas dalam air. Ubur-ubur memiliki otot-otot yang berfungsi untuk mengkontraksikan lonceng, mengurangi ruang di bawah lonceng, dan mendorong air melalui ruang terbuka. Gerak kontraksi ini membuat ubur-ubur dapat bergerak vertikal. Ubur-ubur dapat berenang dengan lemah. Buchsbaum et. al (1987) menyatakan bahwa ubur-ubur berenang dengan mengkerutkan dan mengendurkan lonceng yang cekung, sehingga ubur-ubur terdorong ke arah aborsal. Air masuk kembali ketika lonceng dikendurkan. Apabila kontraksi dihentikan, maka ubur-ubur akan tenggelam secara perlahan-lahan. Ubur-ubur tergantung pada arus, gelombang, dan angin untuk gerakan horizontal. Frekuensi berenang ubur-ubur tergantung pada ukuran tubuhnya, dimana kontraksi lonceng biasanya 2-30 kali per menit untuk ubur-ubur yang berdiameter 15 cm. Ubur-ubur berenang lebih lama pada siang hari dengan posisi lonceng tegak, bergerak mendatar dekat permukaan dan kadang-kadang menyelam sampai kedalaman kurang lebih dua meter, kemudian secara perlahan-lahan muncul kembali ke permukaan. Terdapat beberapa jenis ubur-ubur yang berenang dengan posisi miring mendekati permukaan, berhenti sejenak kemudian menyelam dengan posisi terbalik. Gerakan ini biasanya dilakukan pada waktu mengejar mangsa. Saat medusa berenang atau menyelam perlahan, tentakel atau tangan oral yang menyentuh mangsa akan menangkap mangsa tersebut. Tentakel berkontraksi membawa mangsa menuju manubrium . manubrium merupakan mulut pada medusa. Beberapa spesies ubur-ubur termasuk Aurelia sp. merupakan suspension feeders yang menjebak plankton dalam lendir pada permukaan subumbrella (aboral) yang bercilia. Makanan akan dialirkan ke arah tepi lonceng oleh cilia dan kemudian disapu oleh tangan oral . lekuk-lekuk yang yang bercilia pada tangan oral membawa makanan menuju mulut dan rongga gastrovaskuler. Makanan lalu disebar keberbagai kanal. DAFTAR PUSTAKA http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031 KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_3B.pdf http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49648/C06shg%20NO%20DB.pdf?sequence=1 Buchsbaum, J, Pearse. 1987. Animals Without Backbones, Third Edition. Chicago: The University of Chicago Press. Burdon, Kenneth & Robert P. Willams. 1964. Microbiology. New York: The Macmillan Company.